Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2009

Sebelum Kita Mengeluh...

1 . Hari ini sebelum kamu mengatakan kata-kata yang tidak baik, pikirkan tentang seseorang yang tidak dapat berbicara sama sekali. 2 . Sebelum kamu mengeluh tentang rasa dari makananmu, pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan. 3 . Sebelum anda mengeluh tidak punya apa-apa, pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta di jalanan. 4 . Sebelum kamu mengeluh bahwa kamu buruk, pikirkan tentang seseorang yang berada pada tingkat yang terburuk di dalam hidupnya. 5 . Sebelum kamu mengeluh tentang suami atau istrimu, pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Allah untuk diberikan teman hidup. 6 . Hari ini sebelum kamu mengeluh tentang hidupmu, pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat. 7 . Sebelum kamu mengeluh tentang anak-anakmu, pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul. 8 . Sebelum kamu mengeluh tentang rumahmu yang kotor karena pembantumu tidak mengerjakan tugasnya, pikirkan tentang orang-orang yang tingga

Sikap Memaafkan dan Manfaatnya bagi Kesehatan

Gambar
Salah satu sifat mulia yang dianjurkan dalam Al Qur’an adalah sikap memaafkan: Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh. (QS. Al Qur’an, 7:199) Dalam ayat lain Allah berfirman: "...dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. An Nuur, 24:22) Mereka yang tidak mengikuti ajaran mulia Al Qur'an akan merasa sulit memaafkan orang lain. Sebab, mereka mudah marah terhadap kesalahan apa pun yang diperbuat. Padahal, Allah telah menganjurkan orang beriman bahwa memaafkan adalah lebih baik: ... dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. At Taghaabun, 64:14) Juga dinyatakan dalam Al

Tak Lekang oleh Waktu ~ Kerispatih

Seputih cinta ini Ingin kulukiskan di dasar hatiku Kesetiaan janjiku Untuk pertahankan kasihku padamu Bukalah mata hati Ku masih cumbui bayang dirimu di dalam mimpi Yang mungkin takkan pernah Membawamu di genggammu Dirimu di hatiku Tak lekang oleh waktu Meski kau bukan milikku Intan permata yang tak pudar Tetap bersinar Mengusik kesepian jiwaku Ku coba memahami Bimbangnya nurani Tuk pastikan semua Tak akan kuingkari Terlalu banyak cinta yang mengisi datang dan pergi Namun tak pernah bisa Lenyapkanmu di benakku

Hujan Bulan Juni

tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan juni dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu tak ada yang lebih arif dari hujan bulan juni dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu (Sapardi Djoko Damono, 1989) Yupz , emang bener apa kata pak yitno (dozen matkul kajian & apresiasi puisi) tadi pagi bahwa seorang Sapardi Djoko Darmono memang pintar b'diafa. Bila kita baca kata2 dalam penggalan puisi di atas, kita bisa langsung memahaminya, misalnya saja menurut w, puisi tersebut b'bicara ttg seseorang yg b'cindaha alias cinta dalam hati si A yg tidak mau diketahui si B, hehehehe.... Tapi selaen itu, masih banyak jg makna yg tersirat dr puisinya om sapardi tersebut, example: para pejabat yg sblm pemilu mengiming-imingi janji, tp stlh t'pilih mereka justru mengingkari janji yg mreka buat sendiri..;